Kau hanya diam di sini, meniti hari-harimu penuh kesepian,
sedang di sana, bunga bermekaran berpantang layu
rumput menghijau mengucurkan embun di pagi hari
ujung daunnya kemilauan, tak sendiri seperti dirimu
Jika ingin bangkit maka bangkitlah
jangan menunggu seseorang mengulurkan tangannya padamu
karena di sini, tidak akan ada orang seperti itu
yang ada hanyalah ilalang yang akan menertawaimu karena kelemahanmu sendiri
Hey, buat apa bersedih?
Berhentilah menyalahkan sana-sini atas semua yang terjadi
Pandang duniamu, kau tidak sendiri
Banyak manusia menyedihkan sepertimu, bahkan ada yang lebih menyedihkan
Mengapa tak kau tanya saja pada mereka
bagaimana bisa mereka bertahan dengan kehidupan yang lebih menyedihkan
sedangkan kau, tak lebih menyedihkan dari mereka, namun selalu menyelimuti diri dengan awan kelam yang kau ciptakan sendiri
Bangkitlah, bangkit saja
lihat masa depanmu yang terbengkalai akibat ulahmu sendiri
Mengapa tak kau tanya saja pada mereka
pada ilalang yang mampu bertahan, meski hujan menerjang dan panas membakar
Mengapa tak kau tanya saja
pada sekumpulan jamur kayu
yang hidup dan matinya lebih menyedihkan darimu?
Kau benar-benar tak pernah bersyukur
Ketahuilah,
bahkan semut-semut yang kecil, yang akan mati sekali injak saja
selalu bersyukur pada Tuhan
Mengapa tak kau tanya saja, bagaimana mereka bertahan hidup
dan mati hanya sekali injak saja?
Mengapa tak kau tanya saja
pada seluruh mahluk yang begitu menyedihkan
lebih menyedihkan darimu, lebih, lebih, lebih menyedihkan darimu?
Tanyakan pada mereka
jika kau mampu mendengar jawabnya!
No comments:
Post a Comment